BAB I

PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) pertama kali dikenal pada tahun 1981 di America serikat dan disebabkan oleh Human immunodeficiency Virus (HIV-1). AIDS  adalah suatu kumpulan gejala penyakit kerusakan sisitem kekebalan tubuh, bukan penyakit bawaan tetapi di dapat dari hasil penularan. Penyakit ini merupakan persoalan kesehatan masyarakat yang sangat penting dibeberapa Negara dan bahkan mempunyai implikasi yang bersifat internasional dengan angka moralitas yang presentase nya diatas 80 pada penderita 3 tahun setelah timbulnya manivestasi klinik AIDS . pada tahun 1985 Cherman pada Barre-Sinnosi melaporkan bahwa penderita AIDS diseluh dunia mencapai angka lebih dari 12.000 orang dengan perincian, lebih dari 10.000 kasus di Amerika serikat, 400 kasus di perancis, dan dinegara eropa lain nya Amerika latin dan afrika.
            Berdasarkan data departemen kesehatan (Depkes) pada periode Juli- September 2006 secara komulatif tercatat HIV positif  ditanah air telah mencapai 4.617 orang dan AIDS 6.987 orang .
menderita HIV/AIDS di Indonesia dianggap aib sehingga dapat menyebabkan tekanan psikologis terutama pada penderita maupun pada keluarga dan lingkungan disekeliling penderita secara psiologis HIV menyerang kekebalan tubuh penderitanya. Jika ditambah dengan strees psikososial – spiritual yang berkepanjangan pada pasien terinfeksi HIV, maka akan mempercepat terjadinya AIDS, bahkan meningkatkan angka kematian.





1.2    RUMUSAN MASALAH
1.2.1        Apakah pengertian dari HIV/AIDS ?
1.2.2        Apa penyebab HIV/AIDS?
1.2.3        Bagaimana cara penularan HIV/AIDS?
1.2.4        Bagaimana tanda dan gejala klinis penderita HIV/AIDS?
1.2.5        Bagaiman pencegahan HIV /AIDS  ?
1.2.6        Bagaimana cara penatalaksanaa pada penderita HIV/AIDS?
1.3    TUJUAN
1.3.1        Tujuan umum :
Untuk mengetahui infeksi karena virus HIV/AIDS
1.3.2        Tujuan Khusus :
a.     Mengetahui pengertian HIV/AIDS
b.    Mengetahui mengenai penyebab HIV/AIDS
c.     Mengetahui penularan virus HIV /AIDS
d.    Mengetahui tanda dan gejala klinis penderita HIV/AIDS
e.     Mengetahui pencegahan HIV/AIDS
f.     Mengetahui cara penataklaksanaan pada penderita HIV / AIDS














BAB II

PEMBAHASAN

2.1  KEPANJANGAN DAN PENGERTIAN HIV DAN AIDS

HIV adalah penyakit yang menyerang Sistem kekebalan tubuh , dan AIDS  adalah kumpulan gejala akibat kekurangan atau kelemahan sistem kekebalan tubuh yang dibentuk setelah lahir ( Saworno,Ilmu kebidanan).
2.1.1                  Penyakit HIV
HIV adalah singkatan dari Human Immuno Deficiency Virus, yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4, sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.
Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak virus HIV. Baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh, maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat meninggal dunia terkena pilek biasa.
2.1.2         Penyakit AIDS
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome, yang merupakan dampak/efek dari perkembangbiakkan virus HIV dalam tubuh makhluk hidup. Virus HIV membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang melemahkan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah/menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh virus HIV.
Ketika kita terkena virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS. Untuk menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama yaitu beberapa tahun untuk dapat menjadi AIDS yang mematikan.
Seseorang dapat menjadi HIV positif. Saat ini tidak ada obat serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari virus HIV penyebab penyakit AIDS.

2.2  PENYEBAB TERJADI NYA HIV/AIDS
a.     Hubungan seks
b.    Jarum suntik bekas penderita HIV/AIDS
c.     Air susu yang ibunya penderita HIV/AIDS
d.    Transpalntasi organ dari penderita HIV/AIDS
e.     Transfusi darah dari penderita HIV/AIDS
f.     Berciuman dengan penderita HIV/AIDS dengan gaya tertentu yang mengakibatkan saling melukai.

2.3  CIRI DAN GEJALA HIV AIDS
Ketika seseorang tertular virus HIV, biasanya tidak terlihat tanda-tandanya. penyakit tersebut baru dapat terdeteksi sekitar 2 minggu setelah penularan melalui tes laboratorium pemeriksaan. Virus tersebut biasanya menjadi penyakit AIDS yang ganas apabila sistem kekebalan tubuh seseorang sudah dilumpuhkan oleh virus tersebut. Biasanya terjadi komplikasi penyakit seperti TBC atau tuberkulosis, pneumonia, dll.
Ciri dan gejala HIV AIDS:
1.      Diare berkepanjangan (lebih dari satu bulan).
2.      gampang sakit dan terkena flu
3.      Sariawan
4.      Berat badan turun secara drastis
5.      Demam tinggi berkepanjangan (lebih dari satu bulan).
Gejala tambahan :
  1. Batuk berkepanjangan (lebih dari satu bulan).
  2. Kelainan kulit dan iritasi (gatal-gatal).
  3. Infeksi jamur pada mulut dan kerongkongan.
  4. Pembengkakan kelenjar getah bening diseluruh tubuh seperti dibawah telinga, leher, ketiak, dan lipatan paha.

2.4  CARA PENULARAN
2.4.1        Lewat Cairan Darah
a.     Melalui tranfusi darah/produk darah yang sudah tercemar HIV,
b.    Lewat pemakaian jarum suntik yang sudah tercemar HIV,
yang dipakai bergantian tanpa disterilkan,
misalnya pemakaian jarum suntik dikalangan pengguna narkotika suntikan,
c.    Melalui pemakaian jarum suntik yang berulang kali dalam kegiatan lain : misalnya penyuntikan obat, imunisasi,
d.   Pemakaian alat tusuk yang menembus kulit, misalnya : tindik, tato dan alat facial wajah.


2.4.2        Lewat Cairan Sperma dan Cairan Vagina
a.      Melalui hubungan seks. Penetratif (penis masuk kedalam vagina/anus) tanpa menggunakan kondom. Sehingga memungkinkan tercampurnya cairan sperma dengan cairan vagina (untuk hubungan seks lewat vagina).
b.      Tercampurnya cairan sperma dengan darah, yang mungkin terjadi dalam hubungan seks lewat anus.

2.4.3         Lewat Air Susu Ibu
a.      Penularan ini dimungkinkan dari seorang ibu hamil yang HIV positif, dan melahirkan lewat vagina, kemudian menyusui bayinya dengan ASI.
Kemungkinan penularan dari ibu ke bayi (mother to child transmission) ini berkisar hingga 30%, artinya dari setiap 10 kehamilan dari ibu HIV positif kemungkinan ada 3 bayi yang lahir dengan HIV positif.Secara langsung (tranfusi darah, dari produk darah/tranplantasi organ tubuh yang tercemar HIV.
b.                  Lewat alat-alat (jarum suntik, peralatan dokter, jarum tato, tindik dan lain-lain). Yang telah tercemar HIV karena baru dipakai oleh orang yang terinfeksi HIV dan tidak disterilisasi terlebih dahulu.

Karena HIV dalam jumlah yang cukup untuk menginfeksi orang lain ditemukan dalam darah, air mani dan cairan vagina otha.
Melalui cairan-cairan tubuh yang lain tidak pernah dilaporkan kasus penularan HIV (misalnya : air mata, keringat, ait liur/ludah, air kencing).
Dalam satu kali hubungan seks secara tidak aman dengan orang terinfeksi HIV dapat terjadi penularan. Walaupun secara statistik kemungkinan ini antara 0,1% (jauh dibawah resiko penularan HIV melalui tranfusi darah). Tetapi lebih dari 90% kasus penularan HIV/AIDS terjadi melalui hubungan seks yang tidak aman.
Hubungan seksual secara anal (lewat dubur) paling beresiko menularkan HIV, karena epitel mukosa anus relatif tipis dan lebih mudah terluka didandingkan epitel dinding vagina, sehingga HIV lebih mudah masuk ke aliran darah.
Dalam hubungan seks vagina perempuan lebih besar resikonya dari pada pria karena selaput lendir vagina cukup rapuh. Disamping itu karena cairan sperma akan menetap cukup lama di dalam vagina.
Kesempatan HIV masuk ke aliran darah menjadi lebih tinggi. HIV dicairan vagina/darah tersebut juga dapat masuk ke aliran darah melalui saluran kencing pasangannya.
2.4.4         AIDS tidak ditularkan melalui :
a.              Makan dan minum bersama/pemakaian alat makan minum bersama.
b.             Pemakaian fasilitas umum bersama. Seperti telepon umum, wc umum dan kolam renang.
c.              Ciuman, senggolan, pelukan dan kegiatan sehari-hari lainnya.
d.             Lewat keringat/gigitan nyamuk.

2.5    CARA PENCEGAHAN
a.              Gunakan jarum suntik yang steril/baru setiap kali akan melakukan penyuntikan/proses yang lain yang dapat mengakibatkan terjadinya luka.
b.             Selalu menerapkan kewaspadaan mengenai seks aman. Artinya hubungan seks yang tidak memungkinkan tidak tercampurnya cairan kelamin. Karena hal ini memungkinkan penularan HIV.
c.              Bila ibu hamil dalam keadaan HIV positif sebaiknya diberitahu tentang semua resiko dan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada dirinya sendiri dan bayinya. Sehingga keputusan untuk menyusui bayi dengan ASI sendiri bisa dipertimbangkan.

2.6    SISTEM TAHAPAN INFEKSI WHO

Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/4/49/Hiv-timecourse-id.png/375px-Hiv-timecourse-id.png
Description: http://bits.wikimedia.org/static-1.24wmf4/skins/common/images/magnify-clip.png
Grafik hubungan antara jumlah HIV dan jumlah CD4+ pada rata-rata infeksi HIV yang tidak ditangani. Keadaan penyakit dapat bervariasi tiap orang.                     jumlah limfosit T CD4+ (sel/mm³)                     jumlah RNA HIV per mL plasma
Pada tahun 1990, World Health Organization (WHO) mengelompokkan berbagai infeksi dan kondisi AIDS dengan memperkenalkan sistem tahapan untuk pasien yang terinfeksi dengan HIV-1. Sistem ini diperbarui pada bulan September tahun 2005. Kebanyakan kondisi ini adalah infeksi oportunistik yang dengan mudah ditangani pada orang sehat.
2.6.1        Stadium WHO :
a.         Staidum 1: asimtomatik, limfadenopati generalisata
b.        Stadium 2 :
1)   Berat badan turun <10%
2)   Manifestasi mukokutan minor( dermatitis serboroik, prurigo , infeksi jamur, kuku ulkus oral rekuren, cheilitis angularis)          
3)   Herpes zoster dalam 5tahun terakhir
4)   Infeksi saluran nafas atas rekuren
c.         Stadium 3 :
1)      Berat badan turun >10%
2)      Diare yang tidak di ketahui  penyebab, > 1 bulan
3)      Demam berkepanjangan ( intermitena atau konstan ),>1 bulan
4)      kandidiasis oral
5)      oral hairy leucoplakia
6)      tuberculosis paru
7)      infeksi bateri berat (pneumonia, piomiositis)
d.        Stadium 4
1)      HIV wasting syndrome
2)      Pneumonia pneumocystis carini
3)      Toksoplasma serebral
4)      Kriptosporidiosis dengan diare > 1bulan
5)      Sitimegalovirus pada organ selain hati , limpa atau kelenjar getah benimg (misalnya retinitis CMV)
6)      Infeksi herpes simplek, mukokutan (.>1bulan )atau viseral
7)      Progressive multifokal leucoencephalopathy
8)      Mikosi endemic diseminata
9)      Kandidiasis esofagus ,trakhea dan bronchus
10)  Mikobakteriosis atipik ,diseminata atau paru-paru
11)  Septikemia salmonela nin-tifosa
12)  Tubetculosis ekstrapulmonar
13)  Limpoma
14)  Sarkoma kaposi
15)  Ensefalopati HIV

2.7       PENATALAKSANAAN

2.7.1        Pemberian obat antiretrovirus
2.7.2        Pemberian terapi konseling, terapi suportif, terapi infeksi oportunistik dan pencegahan infeksi oportunistik
2.7.3        Vaksisnasi pada penderita HIV
2.7.4        Penatalaksanaan infeksi HIV
2.7.5        Penatalaksanaan koinfeksi HIV Dengan hepatitis C dan hepatitis C
















BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
HIV adalah singkatan dari Human Immuno Deficiency Virus, yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4.
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome, yang merupakan dampak/efek dari perkembangbiakkan virus HIV dalam tubuh makhluk hidup.
Cara penularan HIV dan AIDS adalah lewat cairan darah, lewat cairan sperma dan cairan vagina, lewat air susu ibu dan lain-lain.

B.     KRITIK DAN SARAN
Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan baik itu cara penulisan, penyusunan kata, penggunaan huruf dan lain sebagainya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca makalah yang telah penulis buat, demi kesempurnaan pembuatan makalah selanjutnya.


 










DAFTAR PUSTAKA

1.      wikipedia

2.      Dr. Nursalam, M.Nurs. (Hons), Ninuk Dian Kurniawati, S.Kep. Ns. 2007. Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi HIV AIDS. Jakarta: Salemba Medika
3.      Yeyeh, Ai Rukiyah,Yulianti,Lia.2010.Asuhan kebidanan 4 (patologi).Jakarta: Katalog dalam terbitan (KDT)
4.      Panduan Pelayanan Medik.2008.Jakarta:PB PAPDI




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS